Wanita Selinganku - Part 1
Wanita itu sedang duduk di meja kerjanya, menatap layar, dengan mata nanar. Mungkin, matanya perih dan letih menatap layar. Namun kutau, tatapannya kosong, hampa. Dia menatapi layar tak berkedip, hanya menunjukkan bahwa dia ada, hadir.
Entah sudah berapa detik, atau jam, bahkan hari. Dia melakukan hal yang sama. Mengulang ritme yang sama, setiap hari, setiap minggu. Kuharap dia tak mengulang ritme itu setiap bulan. Pasti membosankan dan melelahkan buatnya.
Lalu kucuri lirik, dia memutar lehernya, berhenti dengan mengadahkan kepalanya keatas. Kulihat dia menghela nafas. Pasti lelah, kuduga.
Lalu seorang wanita, kutebak, rekan kerjanya, menepuk pundaknya. Dia tampak kaget, lalu mereka tertawa bersama. terdengar renyah. Kulihat wanita itu menjadi buyar.
Kuseruput tehku, ah.. hampir habis. Kususun pena dan agendaku, lalu ku pergi. mungkin besok bisa bertemu dia lagi.
Entah sudah berapa detik, atau jam, bahkan hari. Dia melakukan hal yang sama. Mengulang ritme yang sama, setiap hari, setiap minggu. Kuharap dia tak mengulang ritme itu setiap bulan. Pasti membosankan dan melelahkan buatnya.
Lalu kucuri lirik, dia memutar lehernya, berhenti dengan mengadahkan kepalanya keatas. Kulihat dia menghela nafas. Pasti lelah, kuduga.
Lalu seorang wanita, kutebak, rekan kerjanya, menepuk pundaknya. Dia tampak kaget, lalu mereka tertawa bersama. terdengar renyah. Kulihat wanita itu menjadi buyar.
Kuseruput tehku, ah.. hampir habis. Kususun pena dan agendaku, lalu ku pergi. mungkin besok bisa bertemu dia lagi.
Comments
Post a Comment